Ali Badarudin Pendiri LPIA

Ali
Badarudin sudah sejak mahasiswa tak ingin jadi karyawan. Ini keinginan
yang bisa dianggap “menyimpang” untuk ukuran akhir 1980-an. Maklumlah,
pada saat itu kebanyakan anak muda (terutama mahasiswa) berlomba-lomba
mendapatkan nilai tinggi agar bisa bekerja di perusahaan besar. Ali
berbeda aliran dengan mereka. Padahal kalau dilihat dari jalur
pendidikan yang ditempuhnya, ia sudah dikurung oleh peluang sempit yang
akan mengantarnya hanya menjadi pengabdi.
Ia
kuliah di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta
(sekarang Universitas Negeri Jakarta) yang sudah tentu jika lulus kelak
akan jadi guru. Ternyata meski ia harus jadi guru, yang terbenam di
benaknya bukan sekadar guru. “Saya ingin memiliki sekolah sendiri,”
tuturnya. Dari sini saja pikirannya sudah berbeda.
Sayangnya,
untuk bisa mendirikan sekolah sendiri modalnya tidaklah kecil. Pada
saat itu ia tak punya modal. Apalagi ia masih mahasiswa yang tengah
menyusun skripsi. Tetapi lelaki kelahiran Solo 1963 ini menangkap
peluang bagus mewujudkan mimpinya dengan membuka kursus bahasa Inggris.
“Saya membuka kursus di garasi rumah di Jakarta Timur,” katanya.
Ia
memilih nama Canari untuk lembaga kursus yang didirikannya. Nama itu,
menurut dia, sebagai akronim dari keinginannya membesarkan kursus hingga
menguasai Indonesia (can-RI). Ia kumpulkan sejumlah temannya untuk
memasarkan kursusnya dengan iming-iming komisi. Dan untuk membantunya
mengelenggarakan kursus ia mengangkat seorang staf. Begitu kursus itu
diluncurkan 40 orang mendaftar menjadi siswa pertamanya.
LPIA Pondok Kelapa

Jalan Raya Pondok Kelapa Blok C7 No. 12A
Telp : 021 32 009 008
Email : hrd.lpia@gmail.com
Facebook: LPIA Pondok Kelapa